Alasan Palu Tak Butuh Relawan dan Tenaga Medis Asing


Jakarta, IDM NewsKepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan sejumlah relawan asing dilarang untuk masuk ke Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), guna membantu korban gempa.

Sutopo menjelaskan, hal itu karena terdapat perbedaan kultur antara relawan asing dengan warga setempat. Salah satu kultur yang berbeda, sebut Sutopo, ialah soal bahasa. Karena itu, perlu waktu bagi relawan asing untuk adaptasi guna memberikan penanganan terhadap gempa Palu."Relawan asing diatur, tidak bisa nyelonong seenaknya ke mana-mana karena beda kultur, bahasa, dan lainnya. Hal itu biasa terjadi, diatur di semua negara," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).

Sementara itu, Sutopo menjelaskan, bantuan dari pihak asing seperti tenaga medis maupun tim search and rescue (SAR) tidak diperlukan karena Indonesia bisa menanganinya. “Potensi nasional mencukupi untuk tenaga medis dan SAR,” tegasnya, seperti dilansir Antara.

Karena itu, tenaga medis maupun SAR dari pihak asing diminta untuk segera keluar dari daerah terdampak gempa di Palu.

"Kalau ada ormas asing dengan spesifikasi tenaga medis, SAR, kita tidak memerlukan itu. Mereka yang sudah nyelonong masuk ke Palu tentu saja kita imbau untuk keluar," ujarnya.

Jika relawan asing sudah telanjur membeli atau menyiapkan bahan dukungan dan material bantuan, harus mendaftar di mitra kementerian atau lembaga dan wajib menggunakan mitra lokal untuk pelaksanaan distribusinya.

Kemudian, ormas asing yang belum terdaftar jadi mitra kementerian atau lembaga, wajib mendaftar kepada BNPB untuk pendistribusian di lapangan.

Ormas asing dalam memberikan bantuan dapat melalui Palang Merah Indonesia (PMI) yang didampingi kementerian atau lembaga terkait atau mitra lokal. Sementara bantuan yang disalurkan di lapangan harus berkoordinasi dengan BNPB.

"Relawan asing yang sudah tidak melakukan kegiatan di lokasi bencana diimbau untuk tidak berada di Palu," pungkasnya.

Sebelumnya, melansir Dailymail, Kamis (11/10/2018), salah seorang relawan asal Afrika Selatan, Ahmed Bham, mengatakan dirinya dicegah untuk masuk ke Palu. Relawan dari Gift of The Givers itu mengaku diberi tahu ada peraturan yang melarang tim SAR asing untuk mengevakuasi korban tewas.

Bham mengatakan dirinya diusir saat membantu korban gempa Palu. Ia mengatakan, "mereka" tidak memerlukan relawan asing di Indonesia.

"Kami punya tim SAR berpengalaman dengan alat-alat yang spesifik. Saya ingin menggunakannya," kata Bham kepada AFP di Palu.


***
Editor : Setiawan/Aprili
Sumber : AFP

banner
Advertisement
loading...
Diberdayakan oleh Blogger.
close
Banner iklan disini