Oktober 12, 2018
Alasan Palu Tak Butuh Relawan dan Tenaga Medis Asing
Jakarta, IDM News - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan sejumlah relawan asing dilarang untuk masuk ke Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), guna membantu korban gempa.
Sutopo menjelaskan, hal itu karena terdapat
perbedaan kultur antara relawan asing dengan warga setempat. Salah satu kultur
yang berbeda, sebut Sutopo, ialah soal bahasa. Karena itu, perlu waktu bagi
relawan asing untuk adaptasi guna memberikan penanganan terhadap gempa
Palu."Relawan asing diatur, tidak bisa nyelonong seenaknya ke mana-mana
karena beda kultur, bahasa, dan lainnya. Hal itu biasa terjadi, diatur di semua
negara," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu
(10/10/2018).
Sementara itu, Sutopo menjelaskan, bantuan
dari pihak asing seperti tenaga medis maupun tim search and rescue (SAR) tidak
diperlukan karena Indonesia bisa menanganinya. “Potensi nasional mencukupi untuk
tenaga medis dan SAR,” tegasnya, seperti dilansir Antara.
Karena itu, tenaga medis maupun SAR dari
pihak asing diminta untuk segera keluar dari daerah terdampak gempa di Palu.
"Kalau ada ormas asing dengan
spesifikasi tenaga medis, SAR, kita tidak memerlukan itu. Mereka yang sudah
nyelonong masuk ke Palu tentu saja kita imbau untuk keluar," ujarnya.
Jika relawan asing sudah telanjur membeli
atau menyiapkan bahan dukungan dan material bantuan, harus mendaftar di mitra
kementerian atau lembaga dan wajib menggunakan mitra lokal untuk pelaksanaan
distribusinya.
Kemudian, ormas asing yang belum terdaftar
jadi mitra kementerian atau lembaga, wajib mendaftar kepada BNPB untuk
pendistribusian di lapangan.
Ormas asing dalam memberikan bantuan dapat
melalui Palang Merah Indonesia (PMI) yang didampingi kementerian atau lembaga
terkait atau mitra lokal. Sementara bantuan yang disalurkan di lapangan harus
berkoordinasi dengan BNPB.
"Relawan asing yang sudah tidak
melakukan kegiatan di lokasi bencana diimbau untuk tidak berada di Palu,"
pungkasnya.
Sebelumnya, melansir Dailymail, Kamis
(11/10/2018), salah seorang relawan asal Afrika Selatan, Ahmed Bham, mengatakan
dirinya dicegah untuk masuk ke Palu. Relawan dari Gift of The Givers itu
mengaku diberi tahu ada peraturan yang melarang tim SAR asing untuk
mengevakuasi korban tewas.
Bham mengatakan dirinya diusir saat
membantu korban gempa Palu. Ia mengatakan, "mereka" tidak memerlukan
relawan asing di Indonesia.
"Kami punya tim SAR berpengalaman
dengan alat-alat yang spesifik. Saya ingin menggunakannya," kata Bham
kepada AFP di Palu.
***
Editor : Setiawan/Aprili
Sumber : AFP
Editor : Setiawan/Aprili
Sumber : AFP
Baca juga:
Advertisement
loading...
Post a Comment