Oktober 12, 2018
10 Kapal Perang Awasi Perairan Bali Selama Annual Meeting IMF-WB 2018
Bali, IDM News - Sepuluh kapal perang Angkatan Laut Indonesia disiagakan untuk mengamankan dan melakukan penyekatan perairan Bali selama gelaran IMF-WB 2018.
Kapal perang yang diterjunkan di antaranya
KRI Raden Edi Martadinata-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Abdul Halim
Perdanakusuma-335, KRI Nala-363, KRI Badik-623, KRI Terapang-648, KRI Ajak-653,
KRI Pulau Rapat-712, KRI Banda Aceh-593, dan KRI Tarakan-905.
Kapal perang tersebut umumnya mampu
melakukan pertempuran di tiga medan, seperti perang permukaan, bawah air,
hingga perang udara dengan pesawat tempur. Kapal tersebut juga mampu mengangkut
personel dan penumpang yang jumlahnya ratusan hingga ribuan orang.
Pantauan Bisnis, KRI I Gusti Ngurah Rai-332
sempat bersandar di Pelabuhan Benoa untuk memenuhi keperluan logistik, Rabu
(10/10/2018) pagi.
Kapal ini mampu melakukan perang empat
mitra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan
kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, perang elektronika, dan
sekaligus memiliki kemampuan membajak sistem persenjataan dan kendali dari
kapal perang musuh.
Kapal ini juga mampu mampu membawa 120 kru
dengan kecepatan 28 knots. Kapal jenis Sigma 10514 ini juga memiliki
spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73
meter, dan bobot penuh 3.216 ton.
Ketika memasuki kapal, seluruh persenjataan
terutama meriam KRI I Gusti Ngurah Rai-332 berada dalam kondisi siaga jika
nantinya diperlukan. Bahkan, satu heli juga disiagakan di atas kapal jika
nantinya diperlukan.
Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal)
Denpasar Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko mengatakan sepuluh kapal perang
tersebut telah mengawasi keamanan perairan Bali sejak 6 Oktober 2018 dan
direncanakan sampai 16 Oktober 2018.
Sepuluh kapal perang tersebut melakukan
penyekatan di hampir empat penjuru arah seluruh perairan Bali, mulai dari
barat, timur, utara, dan selatan.
“Situasi perairan Bali hingga saar ini pada
umumnya aman,” kata Henricus, Rabu (10/10/2018).
Kata dia, kapal-kapal perang tersebut akan
terus melakukan patroli di perairan Bali sampai 16 Oktober 2018. Hanya saat
memerlukan tambahan logistik, kapal melakukan sandar di Pelabuhan Benoa.
Sementara, untuk keperluan bahan bakar telah disuplay KRI Tarakan.
Selain itu, jalan tol laut juga tidak luput
drai pengawasan. Pihaknya juga menerjunkan sea rider dan rubber boat di
sepanjang tol laut selama kepala negara atau delegasi melewati jalur tersebut.
“Jumlah personel bersama KRI ada kurang
lebih 2.000, kita dapat juga tambahan unsur-unsur stakeholder terkait seperti
Pol Air, Pelindo, Polsek, Basarnas, kurang lebih ada sekitar 800-an,” ujarnya.
***
Editor : Hernawan
Sumber : Finansial.bisnis.com
Editor : Hernawan
Sumber : Finansial.bisnis.com
Baca juga:
Advertisement
loading...
Post a Comment