22 Menit : TNI Dukung Polri Perangi Radikalisme Melalui Perfilman


Surabaya, IDM News - Ancaman paham radikalisme dikalangan generasi muda saat ini sudah bukan lagi sekedar isapan jempol. Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Hamli mengatakan ada 7 perguruan tinggi di Jawa yang terindikasi terpapar paham radikalisme. Tidak hanya melalu perguruan tinggi, penyebaran paham radikalisme juga tersebar melalui Media Sosial (Medsos).

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mendeteksi dan menangkal penyebaran paham ini agar tidak mengakar salah satunya melalui perfilman. Seperti yang diungkapkan oleh Kabagpenum Div Humas Polri Kombes Pol Syahardiantono jika film yang dibuat oleh Polri ini bertujuan memberikan gambaran nyata tentang bahaya terorisme kepada masyarakat.

“Masyarakat kita harapkan berpartisipasi aktif dalam mencegah paham radikalisme yang merupakan embrio dari terorisme. Selain membuat film, kita juga telah berkolaborasi dengan BNPT, Densus 88, dan TNI dalam mencegah kasus ini” tuturnya.

Film yang berjudul 22 Menit ini diangkat dari kisah nyata peristiwa penyerangan terorisme di kawasan Sharina Thamrin Jakarta.

Agar sasaran edukasinya lebih mengena pada masyarakat luas, Polri menggandeng semua pihak termasuk TNI untuk nonton bareng (Nobar) secara serentak diseluruh tanah air. Kodam V/Brawijaya juga tidak luput dari perhatian Polri yang melalui Humas Polda Jatim dengan berkoordinasi lewat Penerangan Kodam V/Brawijaya turut berpartisipasi menyemarakkan Nobar film 22 Menit di Cineplex 21 Surabaya Town Square (Sutos).

Masyarakat mengapresiasi positif film 21 Menit
Untuk melihat tingkat pemahaman masyarakat terkait bahaya paham radikalisme dan terorisme, usai Nobar film 21 Menit yang diputar secara serentak diseluruh studio Cineplex 21 Sutos, perwakilan Kodam membagikan semacam kuisioner ke peserta Nobar untuk dimintai pandanganya terkait bahaya radikalisme dan terorisme.


Fadlin, salah satu peserta Nobar dari SMPN 26 Surabaya mengatakan jika film 22 Menit merupakan gambaran nyata bagaimana tindak terorisme bisa memberikan bahaya besar bagi keutuhan NKRI, sehingga harus diperangi bersama.

"TNI - Polri harus kompak, karena terorisme ini tidak menyasar satu orang tapi lingkungan dan sangat berbahaya buat keselamatan negara" ujarnya pada IDM News, Selasa (7/7).

Gadis pelajar yang memiliki paras manis inipun juga mengatakan jika generasi muda khususnya pelajar harus diberi edukasi mengenai bahaya paham radikalisme jika tidak ada kesadaran untuk memeranginya secara bersama - sama.

"Anak muda sekarang tidak banyak yang tahu (tentang terorisme), jadi harus diedukasi" ujarnya lagi.

***
Editor : Setiawan
Sumber : IDM News
banner
Advertisement
loading...
Diberdayakan oleh Blogger.
close
Banner iklan disini